INISIASI 4
BAHASA INDONESIA
Saudara mahasiswa, dalam ranah ilmu pengetahuan, karya ilmiah populer dimaknai sebagai suatu bentuk karya yang ditujukan untuk masyarakat umum, sedangkan karya ilmiah ditujukan untuk kaum profesional. Ada batasan hal yang lebih khusus terkait dengan kandungan tulisan ilmiah populer sebagai sebuah tulisan yang bersifat ilmiah, yaitu gaya dan cara penulisan dan penuturannya yang mudah dimengerti. Hal ini berbeda dengan karya sastra yang lebih mengutamakan unsur estetika, sehingga kosa kata yang digunakannya pun cenderung membingungkan dan berbunga-bunga.
Ada beberapa macam karya ilmiah, antara lain laporan praktikum atau laporan buku, kertas kerja atau makalah, skripsi, tesis, disertasi, serta textbook. Adapun ciri-cirinya antara lain berisi fakta empiris yang sudah teruji dan dapat diuji kebenarannya, tidak subjektif, tidak mengandung unsur spekulatif dan bersifat sensasional, memerlihatkan kerja nalar dan bersifat analitis, mampu menjelaskan 'mengapa' dan 'bagaimana' sesuatu yang disajikan itu terjadi, serta bahasannya tidak menyimpang atau melebar dari pokok/tema tulisan.
Bentuk tulisan ilmiah populer, antara lain dapat berupa:
a. deskriptif-naratif, yaitu suatu bentuk tulisan yang bersifat ringan dan tidak membutuhkan rasa penasaran pembaca. Dan isinya pun dapat dinikmati secara rileks. Misalnya, tulisan yang dimuat oleh surat kabar seperti koran, majalah wanita, atau majalah keterampilan;
b. deskriptif-ekspositoris, yaitu suatu tulisan yang menyuguhkan kupasan tulisan secara mendalam. Misalnya, tulisan tentang riwayat penemuan atau sejarah terjadinya sesuatu secara historis, atau proses pembentukan sesuatu. Dalam tulisan ini dapat dimuat juga hal-hal yang terkait penjelasan yang berkenaan dengan aspek 'mengapa' dan 'bagaimana'. Contoh tulisan yang memuat hal-hal tersebut adalah sajian pada majalah Intisari, Tempo, atau Trubus.
c. deskriptif-argumentatif, yaitu tulisan yang menyuguhkan masalah yang disertai dengan cara pemecahan masalahnya. Misalnya, tulisan pada media berupa jurnal penelitian.
Saudara mahasiswa, tentu Anda sudah pernah membaca karya media tercetak bukan? Silakan Anda coba menyebutkan jenis-jenis karya ilmiah dan nonilmiah yang pernah Anda ketahui. Selamat belajar dan semoga sukses.
INISIASI 4
KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN
Kerjasama perpustakaan perguruan tinggi
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi Dirjen Dikti membangun sistem jaringan komputer. Pada tahun 1988 dibentuk Inter-university Computerized Network (UNINET), dan pada tahun 2006 dibentuk Indonesian Higher Eduication Network ( INHERENT).
1. Inter-university Computerized Network (UNINET),
Tujuan utama dibentuknya jaringan ini adalah untuk menghubungkan ke 45 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dibawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. UNInet terutama dirancang untuk mendukung kerjasama dalam pendidikan, penelitian, dan pengelolaan pendidikan tinggi di Indonesia.
Dalam pengembangannya, UNInet juga akan terhubung ke lembaga-lembaga lainnya yang relevan serta dengan jaringan-jaringan komputer lain, baik nasional maupun internasional. Indonesia merupakan negara ketiga di Asia yang memiliki jaringan antar kampus semacam ini setelah Jepang dan Korea Selatan. Serupa dengan jaringan komputer lainnya, UNInet mempunyai potensi untuk membantu peningkatan produktivitas para pemakainya, terutama masyarakat akademis di Indonesia.
Fasilitas yang Tersedia untuk Para Pemakai
UNInet menyediakan fasilitas bagi para pemakainya guna saling berkomunikasi melalui paket-paket perangkat-lunak yang dikembangkan dalam rangka:
- Layanan pesan elektronis, yang memungkinkan para pemakai untuk mengirim dan menerima pesan-pesan elektronis ke/ dari setiap pemakai lain pada UNInet dan jaringan-jaringan lainnya yang terhubung.
- Pelayanan diskusi elektronis, yang menyediakan forum bagi sejumlah pemakai untuk bersama-sama mendiskusikan topik-topik yang menjadi perhatian bersama. Sistem ini melakukan pelayanan secara tersebar, tanpa komputer pusat seperti pada fasilitas diskusi lainnya. Setiap pemakai cukup menghubungi sebuah komputer lokal dilembaganya sendiri.
- Fasilitas pemindahan berkas, memungkinkan pemakai untuk memindahkan berkas dari satu komputer kekomputer lainnya.
- Penggunaan sistem jarak jauh secara interaktif, suatu fasilitas yang memungkinkan pemakai untuk mengakses host-host (jarak-jauh) lain yang dihubungkan ke jaringan. Fasilitas ini hanya dapat digunakan secara terbatas, karena biaya telekomunikasi yang sangat tinggi.
- Pengerjaan tugas-tugas pada komputer secara jarak jauh. Pada awalnya hal ini membatasi pemakai untuk mengengsekusi perintah pada sistem jarak jauh.
Simpul-simpul UNInet
Untuk tahap pertama, pengembangan UNInet dipusatkan pada pengembangan hubungan kedelapan simpul.
Sub-jaringan telekomunikasi yang menghubungkan kedelapan simpul tersebut dijalankan pada 1200 bit/detik dengan fasilitas dari PERUMTEL sebagai berikut :
- Universitas Indonesia, Jakarta (Sirkit-Sewa SKDP, X.25 dan X.28).
- Institut Teknologi Bandung, Bandung (Sirkit-Sewa SKDP, X.28-belum terpasang).
- Universitas Gadjahmada, Yogyakarta (Sambungan Dial-up SKDP)
- Institut Teknologi Surabaya, Surabaya (Sambungan Dia-lup SKDP)
- Universitas Hasannudin, Ujung Pandang (Sambungan Dial-up SKDP- belum terpasang).
- Universitas Terbuka, Pondok Cabe, Jawa Barat (Sambungan Data melalui Telepon).
- Institut Pertanian Bogor, Bogor (Sambungan Data melalui Telepon - belum terpasang).
- Ditjen Dikti Depdikbud, Jakarta (Sambungan Data melalui Telepon - belum terpasang).
Disamping simpul-simpul diatas juga dioperasikan hubungan dengan Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) di Jakarta dan dalam waktu dekat dengan Laboratorium Data, Pusat Penelitian dan Pengembangan PERUMTEL di Bandung.
DISKUSI
Jelaskan masalah-masalah dalam Pengembangan UNInet
INISIASI 4
KERWARGANEGARAAN
Ketahanan nasional dalam era globalsisasi
Istilah globalisasi menunjukkan gejala menyatunya kehidupan manusia di planet bumi ini tanpa mengenal batas-batas fisik-geografik dan sosial yang kita kenal sekarang ini. Globalisasi berkembang melalui proses yang dipicu dan dipacu oleh kemajuan pesat “revolusi” di bidang teknologi komunikasi atau informasi, transportasi dan perdagangan yang dikenal dengan istilah Triple T.
Pemikiran Naisbitt menyatakan menyatunya kehidupan di dunia (globalisasi) disertai dengan munculnya berbagai paradoks (kondisi pertentangan). Dikhawatirkan “globalisasi” akan menghilangkan negara bangsa (nation state)? Disisi lain globalisasi haruslah dipandang sebagai suatu “peluang” (oportunity) untuk meningkatkan, mengembangkan, dan memperkokoh bangsa, agar sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju. Untuk itulah, diperlukan Tannas yang tangguh bagi bangsa Indonesia di Era Globalisasi.
Globalisasi merupakan suatu pengertian ekonomi. Konsep globalisasi baru masuk kajian dalam universitas pada tahun 1980-an, pertama-tama merupakan pengertian sosiologi yang dicetuskan oleh Roland Robertson dari University of Pittsburgh.
Pada prinsipnya, proses globalisasi ada yang bertujuan intensional dan ada pula yang impersonal. Proses globalisasi yang intensional dapat dilihat misalnya pada kegiatan perdagangan dan pemasaran, sedangkan proses globalisasi yang impersonal dapat kita lihat, misalnya dalam gerakan fundamentalis, agama dan kecenderungan-kecenderungan pasar yang agak sulit untuk dijelaskan sebab-musababnya, misalnya mundurnya mobil buatan Amerika di pasaran dunia dewasa ini.
Globalisasi menyebabkan “bazar global” karena dunia sebenarnya telah merupakan pasaran bersama dengan adanya alat-alat komunikasi serta entertainment global melalui jaringan TV, internet, film, musik maupun majalah-majalah maka dunia dewasa ini telah merupakan suatu pasar yang besar (global cultural bazaar). Bahwa dunia telah menjadi satu pasar, dapat kita lihat gejalanya di kota-kota besar di Indonesia, dengan menjamurnya mal-mal yang dibanjiri produk luar negeri.
Dewasa ini kita juga melihat bahwa suatu produk tidak lagi dihasilkan di satu negara, tetapi komponen-komponennya telah dibuat di berbagai negara karena pertimbangan-pertimbangan bisnis yang lebih menguntungkan. Produk Boeing, Toyota, Mitsubisi, General motor merupakan contoh desentralisasi dalam produksinya. Sementara itu, proses produksi juga berkembang menjadi produksi massal (mass production) yang memungkinkan penekanan harga sehingga dapat dijual lebih murah.
Pesatnya kemajuan bisnis juga didorong oleh apa yang disebut uang global (global money) yakni credit card. James Champy penulis terkenal Reengineering The Corporation, menyatakan selera konsumen sangat menentukan dalam transformasi global.
Menurut Champy, lingkungan yang mampu menghadapi tantangan masa depan adalah Pertama, lingkungan yang merangsang pemikiran majemuk yang peka terhadap keinginan konsumen. Kedua, untuk memenuhi selera pasar “konsumen”, diperlukan manusia-manusia yang menguasai ilmu dan keterampilan tertentu serta menjalankan instruksi pimpinan dengan penuh tanggung jawab. Ketiga, masyarakat masa depan merupakan masyarakat “meritokrasi”, yaitu masyarakat yang menghormati prestasi daripada statusnya dalam organisasi. Keempat, lingkungan yang menghormati seseorang yang dapat menuntaskan pekerjaannya dan bukan berdasarkan kedudukannya di dalam organisasi. Inilah transformasi perusahaan yang menggambarkan pula transformasi kebudayaan manusia.
Nilai-nilai positif dari globalisasi (kesejagatan) mempunyai dimensi-dimensi baru yang tidak dikenal sebelumnya seperti kriminalitas internasional, pembajakan dan terorisme internasional, penyakit baru yang dengan cepat menyebar ke seantero dunia. Transformasi ini berjalan dengan menghadapi tantangan sebagaimana dikatakan oleh John Naisbitt, globalisasi mengandung berbagai paradoks.
Menurut Kartasasmita (1996) transformasi global ditentukan oleh dua kekuatan besar yang saling menunjang, yaitu perdagangan dan teknologi. Perdagangan akan berkembang begitu cepat dan mengubah pola-pola kehidupan manusia. Pola-pola kehidupan itu ditanggung oleh kemajuan teknologi yang telah mengubah bentuk-bentuk hubungan antarmanusia dengan lebih cepat, lebih intensif, dan lebih beragam. Transformasi bukan berjalan tanpa tantangan.
John Naisbitt mengatakan globalisasi mengandung berbagai paradoks, di antaranya berikut ini.
1. Budaya global vs Budaya lokal
2. Universal vs Individual
3. Tradisional vs Modern
4. Jangka Panjang vs Jangka Pendek
5. Kompetisi vs Kesamaan kesempatan
6. Keterbatasan akal manusia vs Ledakan IPTEK
7. Spiritual vs Material
Akibat hubungan bisnis (perdagangan) yang telah menyatukan kehidupan manusia maka timbul kesadaran yang lebih intern terhadap hak-hak dan kewajiban asasi manusia. Sejalan dengan itu, kehidupan demokrasi semakin marak dan manusia ingin menjauhkan diri dari berbagai bentuk penindasan, kesengsaraan, diktator dan perang. Oleh karena itu, liberalisasi dalam bidang ekonomi ini menuntut liberalisasi dalam bidang politik, di mana keduanya harus berjalan seiring dan saling menunjang. Buah pikiran Kenechi Ohmae dalam “Dunia tanpa batas” dimaksudkan dalam bidang bisnis komunikasi dan informasi memang akan menebus batas-batas nation, tetapi tidak dengan sendirinya menghilangkan identitas suatu bangsa. Kontak budaya tidak terelakkan akibat komunikasi yang semakin lancar. Terjadilah relativisasi nilai budaya dan memungkinkan munculnya sinkretisme budaya yang sifatnya transnasional.
Sebagai bangsa Indonesia, dengan berpijak pada budaya Pancasila, untuk menghadapi kekuatan global tersebut, perlu mengetahui kekuatan dan kelemahan yang kita miliki dalam segenap aspek kehidupan (Astagatra). Kekuatan yang kita miliki dalam Astagatra (geografi, sumber kekayaan alam, demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam) yang harus dipertahankan, ditingkatkan dan dikembangkan, sedangkan kelemahan-kelemahan yang ada hendaknya dapat diatasi dan diubah menjadi kekuatan untuk meningkatkan tannas di dalam menghadapi era globalisasi. Kunci dalam meningkatkan tannas Indonesia adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang menuju kepenguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dilandasi oleh iman dan takwa (imtaq). Dalam pembangunan nasional yang kita lakukan untuk meningkatkan tannas dilandasi oleh Wasantara. Penerapan pendekatan tannas dalam pembangunan nasional, berarti kita melihat kekuatan dan kelemahan bangsa Indonesia dalam seluruh aspek kehidupan (Astagatra) secara komprehensif integral, membangun secara bersinergi aspek kehidupan bangsa tersebut. Oleh karena itu, dalam pembangunan nasional untuk mencapai tingkat tannas yang kita harapkan di dalam era globalisasi ini diperlukan pengaturan-pengaturan dalam aspek Trigatra dan pancagatra.
Dalam aspek Trigatra diperlukan pengaturan ruang wilayah nasional yang serasi antara kepentingan kesejahteraan dan kepentingan keamanan, pembinaan kependudukan, pengelolaan sumber kekayaan alam dengan memperhatikan asas manfaat, daya saing dan kelestarian. Dalam aspek pancagatra diperlukan pemahaman penghayatan dan pengamalan Pancasila di dalam kehidupan kita berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Penghayatan budaya politik Pancasila, mewujudkan perekonomian yang efisien, pemerataan dan pertumbuhan yang tinggi untuk mencapai kesejahteraan yang meningkat bagi seluruh rakyat, memantapkan identitas nasional Bhinneka Tunggal Ika, dan memantapkan kesadaran bela negara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Diskusikan: Apa pendapat Saudara tentang apa upaya warganegara dan negara dalam menguatkan ketahanan nasional di era globalisasi di Indonesia, apa masalah-masalah yang menghambat penguatan ketahanan nasional dan bagaimana jalan keluarnya? Selamat berdiskusi! salam, tutor
INISIASI 5
KERWARGANEGARAAN
Polstranas
Politik nasional adalah asas, haluan dan kebijaksanaan negara tentang pembinaan serta penggunaan potensi nasional dalam bangnas untuk mencapai tujuan nasional. Politik nasional mencakup politik dalam negeri, politik ekonomi, politik pertahanan dan keamanan. Faktor yang mempengaruhi politik nasional ialah ideologi, ekonomi, sosial budaya dan Hankam.
Stranas adalah “tata cara” untuk melaksanakan politik/kebijaksanaan nasional untuk mencapai sasaran dan tujuan nasional. Kebijaksanaan nasional (National Policies) yaitu rencana alokasi sumber kemampuan bangsa, dari rincian langkah-langkah dan tahapan waktu yang diperlukan untuk mencapai sasaran nasional. Sasaran nasional (National Objectives) yaitu kondisi nyata yang hendak dicapai dengan melibatkan usaha dan sumber kemampuan yang tersedia yang telah ditetapkan melalui kebijaksanaan nasional. Sasaran nasional ini kemudian diwujudkan melalui sejumlah kegiatan nasional (National Commitment). Landasan politik dan strategi nasional ialah Tannas, Wasantara, UUD 1945, dan Pancasila. Sistem perencanaan strategik adalah perangkat untuk mengendalikan seluruh tingkat perencanaan dalam upaya mencapai sasaran nasional. Untuk itu, diperlukan perencanaan strategik guna menghadapi masa depan yang merupakan alternatif strategi terbaik dalam menghadapi ATHG yang mungkin timbul demi membangun kemampuan dan ketangguhan. Polstranas pada hakikatnya adalah kebijaksanaan nasional dalam menentukan cita-cita, tujuan, sasaran, program, dan cara-cara mencapainya.
Wujud Polstranas dalam negara kesatuan Republik Indonesia adalah GBHN yang ditetapkan oleh MPR. Untuk melaksanakan GBHN tersebut MPR menugaskan kepada Presiden/Mandataris MPR. Selain melaksanakan GBHN, MPR menugaskan kepada Presiden/Mandataris MPR menyusun dan menetapkan Repelita. Presiden menetapkan arahan landasan kerja, tugas pokok, dan sasaran untuk melaksanakan GBHN. Lembaga pemerintah departemental dan non-departemental sesuai dengan arahan Presiden menyusun rencana strategik sesuai dengan bidang pembangunan sebagai bahan Repelita untuk kemudian dijabarkan dalam pelaksanaan pembangunan tahunan (APBN).Untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional tersebut maka dilakukan bangnas secara berkelanjutan (era pembangunan nasional). Bangnas yang berkelanjutan tersebut dibuat secara berjenjang yaitu jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Ketiga kategori penjenjangan pembangunan ini berkaitan satu sama lain, di mana pembangunan jangka pendek (tahunan dalam bentuk RAPBN) merupakan implementasi bangnas untuk mencapai arah, sasaran, dan kebijaksanaan pembangunan yang tertuang dalam jangka menengah (Repelita). Demikian pula halnya, Repelita untuk mencapai arah, sasaran dan kebijaksanaan pembangunan pada periode (babakan) pembangunan jangka panjang (PJPT).
Musrenbangnas
Senin (10/1/2011), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat kerja pemerintah untuk membahas program pembangunan 2011. Lantas apa bedanya RKP dengan Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) yang rutin diadakan setiap tahunnya oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas? Maklumlah, dari jumlah banyaknya peserta, baik di RKP maupun di Musrenbanngnas, hampir sama saja, yaitu sekitar 1.300 orang, yang berasal dari kementerian dan jajaran pemerintah provinsi dan daerah.
Dari sisi agenda yang dibahas juga hampir sama di acara tersebut, yakni seputar program kerja pemerintah dan APBN. Namun, menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, RKP-- yang digagasnya-- dan Musrenbangnas-- yang rutin diadakan Bappenas-- merupakan dua acara yang berbeda jauh. "Kita berkumpul di RKP ini adalah agar kita ingin tahun 2011 ini lebih baik dari tahun lalu. Sebab, persoalannya sekarang ini jauh lebih kompleks. Hal itu bisa dicapai jika program kerja pemerintah secara keseluruhan bisa diselesaikan dengan baik," ujar Presiden Yudhoyono, saat membuka RKP di Jakarta Convention Centre.
Presiden menegaskan, forum ini berbeda, dan bukan forum seperti Musrenbangnas seperti yang dikenal. "Tiap tahun ada forum Musrenbanngnas. Forum itu dirancang untuk memikirkan dan melaksanakan pembangunan tahun berikutnya. Jadi, jika April ada Musrenbangnas, maka sebagian besar dari Saudara yang hadir ini akan bertemu lagi untuk membahas rencana kerja pemerintah 2012 dan rancangan APBN 2012," kata Presiden.
Presiden menambahkan, forum RKP ini akan ditradisikan setiap tahun. Tujuannya. untuk menyelaraskan langkah menyukseskan program kerja pemerintah tahun berjalan. "Saya ajak bersama-sama sukseskan program pembangunan kita," kata Presiden. Utamanya, tambah Presiden, jika dalam RKP, forum mengajak bersama seluruh peserta untuk menyukseskan pembangunan ini. "Nanti di akhir RKP ini, akan ada direktif dan instruksi," papar Presiden lagi.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memaparkan 10 tantangan yang akan dihadapi Indonesia pada tahun 2011. Apa sajakah?
1. Presiden mengingatkan, dunia kini tengah mengalami inflasi. Harga pangan dan minyak dunia pun diperkirakan meningkat. Presiden meminta pemerintah mengantisipasi hal ini. Jika tidak, diperkirakan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia akan meningkat.
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dikelola secara pruden dan berkesinambungan tengah menghadapi masalah, yaitu tingginya angka subsidi. Selain itu, perbelanjaan modal juga dinilai belum optimal sehingga pertumbuhan belum mencapai titik optimal.
3. Masih kurangnya infrastruktur, termasuk listrik. Padahal, kata Presiden, infrastruktur dan listrik diperlukan untuk pembangunan.
4. Presiden menilai masih adanya hambatan terhadap iklim investasi di Indonesia, terutama di bidang perizinan dan kepastian hukum. Atas hal ini, Presiden meminta DPR, DPRD, pengadilan negeri dan tinggi, kepolisian, serta pihak terkait lainnya agar memberikan kepastian hukum.
5. Berbagai penyimpangan dan korupsi terus terjadi, baik di pusat maupun daerah. Hal ini termasuk di sektor perpajakan. Presiden meminta agar sektor perpajakan diberikan perhatian. Pasalnya, jika pajak berkurang, penerimaan negara ikut berkurang. Ketika pengeluaran negara meningkat, sementara pendapatan berkurang, kondisi ini mendorong pemerintah untuk berutang.
6. Sejumlah praktik usaha pertambangan dan kehutanan yang masih merusak lingkungan terus terjadi. Presiden pun meminta kepala daerah bersikap lebih keras terhadap perusahaan tambang yang lalai.
7. Fenomena politik uang (money politics) tampak berkembang. "Ini lonceng kematian bagi demokrasi. Jika dibiarkan, ini akan mencederai demokrasi dan martabat bangsa," katanya.
8. Sejumlah kewajiban pelayanan di bidang pendidikan dan kesehatan
9. Perlindungan dan bantuan terhadap tenaga kerja Indonesia masih kurang, baik dari daerah, pusat, dan luar negeri.
10. Presiden menilai sejumlah pemerintah daerah dan jajaran pemerintah pusat belum memiliki kesiapan dan kesiagaan dalam mengatasi bencana alam. "Padahal daerah kita masih rawan dengan bencana," katanya.
Pertanyaan Tugas II:
Silakan Saudar/i menganalisis wacana di atas, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Apakah hakikat pengertian propenas (program pembangunan nasional) itu sama dengan garis-garis besar haluan negara? Jika berbeda, jelaskan perbedaannya; jika sama jelaskan persamaannya!
2. Apakah hakikat pengertian propenas (program pembangunan nasional) itu sama dengan musrenbang? Jika berbeda, jelaskan perbedaannya; jika sama jelaskan persamaannya!
3. Apakah propenas (program pembangunan nasional) terkait dengan politik strategi nasional? Jelaskan !
JAWABAN TUGAS DIKETIK DALAM FORMAT KERTAS A4; SPASI 1,5; JENIS HURUF ARIAL DENGAN FONT ATAU UKURAN 11.
INISIASI 4
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
KOMUNIKASI NON-VERBAL
Saudara mahasiswa, komunikasi non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi, yang pada umumnya digunakan untuk memperkuat ata memperjelas pesan-pesan verbal. Sebagai contoh: Tuti meyampaikan informasi kepada Ana, sahabatnya, bahwa dia telah putus dengan pacarnya, selama menyampaikan informasi tersebut air mata tuti selalu teruari, sehingga Ana tahu bahwa tuti sangat sedih atas kondisinya saat ini. Airmata yang dikeluarkan Tuti merupakan bentuk komunikasi nonverbal yag mengindikasikan bahwa dia sangat sedih.
Dari ilustrasi di atas tampak bahwa komunikasi non verbal tidak bisa dipisahkan dari setiap kegiatan komunikasi yang kita lakukan. Dalam bahasan modul 6 kegiatan belajar 2 telah dijelaskan bahwa sebagai salah satu bentuk kegiatan komunikasi, komunikasi non verbal memiliki ciri:
1. selalu ada dalam kehidupan nyata sehari-hari. Artinya bahwa setiap gerak kehidupan kita selalu didiringi dengan kegiatan komunikasi non verbal. ekspresi wajah kita, gaya bicara kirta, gerakan tangan dan kaki kita semuanya menggambarkan kegiatan komunikasi non verbal.
2. tidak mungkin tidak kita komunikasin. Hal tersebut menunjukkan bahwa direncanakan atau tidak, disengaja atau tidak komunikasi non verbal selalu kita komunikasikan.
3. terikat oleh budaya. Artinya bahwa komunikasi non verbal dipengaruhi oleh budaya dari masing-masing orang yang melakukan kegiatan komunikasi. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan makna antara satu orang dengan orang lain yang memiliki latar belakang berbeda terhadap suatu perilaku non verbal. sebagai contoh anggukan kepala bagi orang Indonesia diartikan sebagai tanda setuju, sedangkan angguukan kepala pada orang jepang diartikan sebagai tanda penghormatan.
4. dapat mengungkapkan perasaan dan sikap seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi non verbal bisa mewakili seseorang dalam mengekspresikan apa yang ada dalam hatinya yang mungkin tidak terungkap melalui pesan verbal. misalnya kita sedang marah dengan teman kita, namun kita tidak berani mengatakannya hanya raut muka kita yang tampak cemberut.
5. memodifikasi pesan verbal. dalam hal ini komunikasi nverbal diartikan sebagai penguat atau pelengkap komunikasi. Misalnya kita berkata pada anak kita “ Ibu marah sekali melhat perilakumu seperti itu” ketika kita mengatakan hal tersebut diiringi intonasi yang keras, sehingga anak kita tahu bahwa ibunya benar-benar sedang masrah.
Saudara mahasiswa, silahkan Anda berdiskusi mengenai komunikasi non verbal di halaman forum ini.
saya ingatkan kembali, tuton matakuliah Pengantar Ilmu Komunikasi (SKOM 4101) telah masuk minggu ke 4. Tingkatkan terus partisipasi aktif Saudara dalam kegiatan tutorial ini.
INISIASI 4
PENGANTAR ILMU PERUSTAKAAN
Klasifikasi adalah proses pengelompokkan artinya mengumpulkan benda/entitas yang sana serta memisahkan benda yang sama serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Berkaitan dengan perpustakaan, klasifikasi didefinisikan sebagai penyusunan sistematik terhadap buku dan materi perpustakaan lain, catalog atau entri indeks berdasarkan subjek, dalam cara paling berguna bagi mereka yang membaca atau mencari informasi. Fungsi dari klasifikasi adalah (1) sebagai gawai penyusunan buku di rak dan (2) sebagai sarana penyusunan entri bibliografis dalam katalog tercetak, bibliografi dan indeks dalam tata susunan sistematis.
Sedangkan tujuannya adalah untuk membantu pemakai mengidentikan dan melokalisasi sebuah materi perpustakaan berdasarkan nomor panggil dan mengelompokkan semua materi perpustakaan sejenis menjadi satu. Secara lebih khusus tujuan klasifikasi perpustakaan adalah untuk (1) menghasilkan urutan yang bermanfaat, (2) penempatan yang tepat, (3) penyusunan mekanis, (4) tambahan materi perpustakaan baru dan (5) penarikan materi perpustakaan dari rak.
Materi perpustakaan mencakup sejumlah besar subjek. Untuk membentuk subjek kompleks digunakan pendekatan hierarkis dan faset. Setiap bagan klasifikasi menggunakan system symbol untuk cirri kelas dan subdivisi kelas. Simbol untuk menunjukkan subjek serta hubugan antarsubjek ini disebut dengan notasi. Nitasi ada yang disebut notasi murni dan notasi campuran .
Materi selanjutnya yag dibahas adalah tentang tajuk subjek yang merupakan sarana lain untuk akses ke isi intelektual sebuah perpustakaan. Tajuk subjek memberikan pendekatan alfabetis secara acak pada konsep yang termuat di koleksi perpustakaan. Klasifikasi dan tajuk subjek merupakan yteknik akses alternative dan membentuk akses ke perpustakaan yang dikenal dengan katalogisasi subjek. Dalam kegiatan pengolahan materi perpustakaan,ada tiga kegiatan yang hasilnya berhubungan langsung dengan pemakai, yaitu deskripsi bibliografis, klafikasi dan penentuan tajuk subjekSatu topik lagi yang dibahas dalammodul 6 adalah tentang thesaurus, yaitu sarana pengawasan kosakata yang dipakai untuk menerjemahkan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa indeks. Dilihat dari strukturnya, thesaurus adalah daftar (senerai) kata yang nbertautan satu dengan yang lain secara semantic maupun generic Sebuah thesaurus memiliki 4 tujuan utama, yaitu (1) untuk mengontrol istilah yang digunakan dalam pengindeksan, (2) untuk menjamin melalui penyediaan bahasa terkendali, (3) membatasi jumlah istilah yang diperlukan untuk sebuah dokumen, (4) bertindak sebagai alat bantu penelusuran termasuk temubalik dari system teks bebas.
Apa yang dimaksud dengan konsep dan struktur tajuk subjek dan bagaimana memilih tajuk subjek serta apa perbedaan thesaurus dengan daftar tajuk subjek dan istilah-istilah yang berkaitan dengan thesaurus dan komponen thesaurusdapat Anda baca pada kegiatan belajar 2 dan 3 Modul 6. Jika ada materi yang tidak dimengerti mari kita didiskusikan pada forum diskusi ya …!
Saudara Mahasiswa,
Gunakan forum ini untuk mendiskusikan materi inisiasi keempat ya. Coba Anda jelaskan beberapa jenis klasifikasi.
Tingkatkan terus partisipasi Anda dalam tutorial online ini.
Selamat belajar.
INISIASI 4
PENGEMBANGAN KOLEKSI
PENGADAAN TERBITAN BERSERI
Terbitan berseri merupakan salah satu jenis koleksi perpustakaan yang unik sehingga perlu penanganan khusus didalamnya. Ada 4 jenis utama terbitan berseri. Salah satunya yang berkembanga dengan pesat adalah terbitan berkala, seperti majalah, bulletin, jurnal, dan warta. Pengadaan terbitan berseri mencakup kegiatan seleksi atau pemilihan, pemesanan, dan pembelian. Di samping itu, ada juga proses tukar menukar, permintaan sebagai hadiah, dan penerbitan sendiri baik oleh perpustakaan maupun badan induknya, apabila terbitan berseri itu tidak diperoleh dengan pembelian.
Pengadaan terbitan berkala melalui pembelian/berlangganan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melanggan langsung ke penerbit di dalam maupun luar negeri, melanggan melalui agen dalam atau luar negeri, took buku, dan sebagainya. Pertukaran dengan instansi lain merupakan salah satu sumber dalam pengadaan terbitan berkala. Terbitan tersebut merupakan sumber yang sangat potensial sebagai bahan pertukaran.
Prosedur Seleksi Terbitan Berkala :
· Inisiatif seleksi dimulai oleh pengguna baik atas kemauan sendiri maupun atas permintaan pustakawan
· Pustakawan juga perlu bersikap aktif dengan membuat daftar terbitan berkala yang mungkin sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan
· Pengusulan menyampaikan usulannya dengan mengisi formulir yang disediakan perpustakaan.
· Formulir disampaikan kepada kepala perpustakaan atau langsung kepada penanggungjawab / petugas pengadaan koleksi.
· Petugas pengadaan selanjutnya melakukan verifikasi
Pertukaran dengan instansi lain juga merupakan salah satu sumber dalam pengadaan terbitan berkala. Terbitan tersebut merupakan sumber yang sangat potensial sebagai bahan pertukaran. Perpustakaan sebagai pusat penyimpanan semua publikasi yang diterbitkan oleh lembaga induk, juga merupakan salah satu cara untuk menambah khasanah koleksi perpustakaan.
INISIASI 4
PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA
Analisis subjek
Mahasiswa D-2 Perpustakaan yang mengikuti tutorial online PUST2134 Pengolahan Bahan Pustaka, selamat bergabung kembali dalam tutorial online tahun 2011.
Untuk pertemuan keempat ini kita akan membicarakan mengenai Analisis subjek.
Analisis subjek merupakan kegiatan sebelum menentukan nomor kelas suatu bahan pustaka. Kegiatan ini sangat penting dilakukan agar bahan pustaka tersebut tidak salah dalam menentukan penempatannya.
Analisis subjek ini membantu menentukan subjek suatu bahan pustaka, kegiatan yang dilakukan adalah mengetahui konsep dan jenis subjek.
1. Jenis konsep
Ada 3 jenis konsep suatu bahan pustaka yaitu:
a. Disiplin ilmu istilah yang digunakan untuk satu bidang pengetahuan yg meliputi subjek bahan pustaka
b. Fenomena benda atau wujud yang menjadi objek kajian dari satu disiplin ilmu. Fenomena terbagi dalam faset-faset antara lain
1) Personality
2) Matter
3) Energy
4) Space
5) Time
c. Bentuk, cara bagaimana suatu subjek disajikan (bentuk fisik, bentuk penyajian dan bentuk intelektual)
2. Jenis subjek
Jenis subjek dikelompokkan menjasi
a. Subjek dasar yang hanya terdiri dari 1 disiplin atau sub disiplin ilmu
b. Subjek sederhana yaitu subjek yang terdiri dari satu faset yang berasal dari satu subjek dasar
c. Subjek majemuk yaitu yang terdiri dari subjek dasar diserta focus-fokus dari dua atau lebih faset
d. Subjek kompleks yaitu bila ada dua atau lebih subjek dasar yang berinteraksi antara satu sama lain
Demikianlah pemaparan materi pertemuan 4, mudah-mudahan dapat dipahami. Apabila kurang paham silakan untuk membaca materi pokok Pengolahan Bahan Pustaka pada modul 4 KB 1. Dan Saudara juga dapat berdiskusi apabila benar-benar belum paham tentang pengolahan bahan pustaka.
Hallo mahasiswa UT, selamat bergabung dalam tutorial online untuk matakuliah Pengolahan Bahan Pustaka (PUST2134). Melalui forum diskusi saya berikan topic diskusi tentang mengapa subjek dalam dokumen/buku perlu dikelompokkan?